Rabu, 12 Juli 2017

batuan beku dan sifatnya lengkap



A.  PENGERTIAN BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500o–2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series
1.     Tingkat Kristalisasi
adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akantetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk  amorf.  Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
a.       Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh Kristal, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral – mineral dengan bentuk kristal yang relatif sempurna. Contohnya Andesit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRlKjg3alt6PLjoKZQiWK9mATGXek5ULC5yCx9w8zJJOJ6A1nZzuIThJvl06_6EIBldxrw_0htAtRSclewWKHMMJb4hdfvyFvm1-orGoru-1gE_Cbzort5useq5wp_BomXYPvQeK91fkY/s400/rocpicandesite.jpg

b.      Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa Kristal, hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang. Contohnya Granit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbkiWfQS6hnI8cnA_08nV9ClmqfnotmIReHrG30yIP_4drqjJQ9LV24xV1sVgUWwuNJ_rnJI-qkwr3uBsF2pCApLLCOv9v2TZLR8WQd6db0wDI2TqiToBzWD_hIESrhtiGAxFspsa2BBI/s400/EOG_11e_Figure_02_03.jpg
c.       Holohyalin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan mineral- mineral dengan bentuk yang sempurna.
Contohnya Obsidian.
                                    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hE35zz6VEMww8eGXg5oKgj_mc_BzokkrQYW3san_rPDbRkc1d8emOm6u75QrmXJYwdeidLigjsfLuHBsOwFRWwr4ymtwuV9-EsJvoks6_slrT-tItdwK0zwzJQANLP3ZDrYm-XASovs/s400/Obsidian.jpg 
2.     Ukuran Butir  
a.       Phaneritic, adalah tekstur batuan yang kasar yang memerlihatkan butir mineral yang jelas jika dilihat oleh mata. Hal tersebut menandakan bahwa pembekuan magma sangat lambat dan terjadi jauh di dalam perut bumi. Contohnya adalah  granit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwHw8ydjz29O_EpQYJO9NydZp_0H6g_QVgE0GXJtsOMhaoRn9nKRVkL_sRftDuc8psLyvJGJZTwAkgJBXo8GShRG8nnoNnd3opc86-pmjCJ5kGo6a-LmvqFr-akl36Mey07R7eN0oMxi0/s1600/granite_biotite.jpg

b.      Afanitik (Aphanitic), adalah batuan yang kristal mineralnya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Hal ini terjadi karena pembekuan sangat cepat namun masih bisa membentuk kristal kecil.
Contohnya adalah Rhyolite
                                    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYt1PVNNJHT7B8Qv-0nv42H5rhSJTaQqjonPJ4HFsFTqUIv-VMX7MuKpcZQYQwtKndzAfPURDZZfWXw6lov9LRT-lfp-mKLQEEkdHF1DSvGICXllLXzGFuWNaAZl1RB2dUI9XK6wj4DLI/s1600/6rhyolite-gray1586a.JPG
3.     Bentuk Kristal
a.     Euhedral,  yaitu  kristal berbentuk sempurna atau lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.
b.      Subhedral, yaitu kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak atau bentuk kristal yang kurang sempurna. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.
c.       Anhedral, yaitu kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur atau tidak sempurna. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.
4.     Berdasarkan kombinasi bentuk kristal
a.      Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau  bentuk kristal euhedral (sempurna).
Hasil gambar untuk Unidiomorf (Automorf) yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau euhedral (sempurna
b.      Hypidiomorf , yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.
c.       Xenomorf, yaitu sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.
5.     Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a.       Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Panidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
  • Allotriomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
b.      Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Analisis Kadar Abu Batubara (Mineral Matter)

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Tidak dipungkiri lagi bahwa batubara merupakan salah satu   sumber bahan bakar yang sa...