Menghentak
Rasa
Dwita Lestari Sagita
Berlari, berlari dengan kaki telanjang
Menuju jalan tiada pasti
Bersamanya menoba menemukan
Samar-samar secacah kesunyian bergelora
Mendengar dan melihat dengan semu
Aku
gapai keegoisan, kekejaman dan kejahatan
Yang
tidak menyadari
Aku
tidak percaya hanya memikirkan dunia seketika berhenti
Tak
terasa tetes bening mengalir
Hati
ini perih tertunduk dipelukan hujan
“Taubat” akankah kata itu bermakna ?
Semua membisu
Hanya berharap
Aku
berlari dan terus berlari
Semboyan
hujan berteriak, menjerit dan menangis
Ku
pejamkan kedua mata ini
Menghentikan
waktu
Mengingat
kekhilafan disetiap lembaran memori
Akan kuatkah hati ini
Hanya dia yang mampu merubah
Dia
Yang Maha Besar
Dia
yang melihatkan kebesarannya
Keyakinan
dan petunjuk kehidupan
Adalah
kebenarannya
Aku
bersimpuh, berlutut dengan kesalahanku
Mengharap
balas kasihMu
JELMAAN
PENGETAHUAN
Dwita Lestari Sagita
Semuanya hari ini
Hadirkan ketidakberdayaan serta-merta
Meluluhlantakkan pilar-pilar kedikdayaan
Melebur...... kehancuran
Samar.......
Sekat-sekat masihlah teraba
Tak kala jemari lentik membalik helaian buku
Buku
berlambang kutu
Kutu-kutu
cerita buku
Buku-buku
kutu
Kutu-kutu
buku
Kutu
buku
Buku
kutu
Kutu
melambang buku
Buku
berlambang kutu
Profesorku bicara
Buku ya buku
Kutu ya kutu
Buku di rak buku
Kutu di atas kepala mu
Polos
Plotos
Untuknya.....buku
Kutu ciptaan Tuhan
Buku tulisan aku
Tulus
Jujur adalah kutu buku
Jelmaan revolusi bukan reinkarnasi
Pembuka cakrawala
Kedepan jati diri
Menjadi..........generasi muda....
Pasti.
Orang
lemah makanan kutu
Orang arif butuh buku
Percikan Buah Seni
Dwita Lestari Sagita
Rangkaian butiran-butiran bening turun pagi itu
Serta-merta
angan membumbung nun entah dimana
Kilatan
guntur dan petir slalu membawa berita
Dimanakah
kau ...........
Wahai
generasiku .........................
Percikan
lentera samar-samar tersenyum
Suatu
pertandakah ....................
Ya
.... ya .... ya .....
Denting
senar seni memberi
Revolusi
mental buah nada
Kata-kata
kunci.......................
Aku
lupa.............
Dulu
redup
Serta-merta
redup
Rangkaian kata makna hampa
Serta
merta absurd
Pelajaran
Pelajar
Ajaran
Ajar
Aku
mengantuk
Picik
.............
Butiran-butiran
bening itu turun lagi
Serta-merta
belaian purnama dalam mimpi
Sekejap
datang
Sebentar
hilang
Sesaat
lantang
Seketika....................
Indonesia tersenyum
Butiran-butiran
bening merindu aku
Angin
datang
Menjelaskan
Merespon
Menanggapi
Merah
putih berkibar
Aku
rindu percikan buah seni
Indonesia
berkobar
Kebangkitan
datang
Panggilan
jiwa
Dipanggil
suara pasti
Memanggil
keabsahan hakiki
Aku
datang dengan percikan seni
Indonesia tersenyum, pasti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar